Tanggamus, – Dodi Yansah (32) warga Pekon Sukabanjar Kecamatan Kotaagung Timur berprofesi sebagai buruh nelayan dinilai minim Ekonomi dikarenakan hasil upah kerja yang tidak tentu didapat. Hal ini terpantau oleh awak media, Senin (14/11/22).
Sebelumnya, Dodi mempunyai keluarga kecil yang disetiap harinya ditemani oleh Ibu kandung Siti Hadilah dan seorang Istri serta dikaruniai (3) Tiga anak yang salah satunya masih balita.
Selanjutnya, melihat sisi Rumah Keluarga Dodi yang dinilai tidak layak huni yang masih memakai papan dengan keadaan renggang atau tidak rapat dan atap seng kerap mengalami kebocoran serta kayu yang sudah Lapuk.
Saat dimintai keterangan, Dodi menjelaskan bahwa pekerjaannya sebagai buruh tidak cukup untuk membuat keluarganya hidup bermewah mewahan, dikarenakan upah hasil kerja buruh nelayan yang tidak menentu didapat, terkadang kesulitan untuk mencukupi kebutuhan pokok sehari hari.
“Kalau lagi banyak hasil tangkap ikan, ya cukup saja untuk makan sehari hari, kalau lagi sepi hasilnya ya paling kita bawa ikan sedikit, tidak tentu berapa hasil perhari, perbulan atau pertahunnya. Karena memang pendapatan itu kadang 1 hari dapat 3 hari sepi,”ujarnya.
Dalam hal ini juga Dodi menyampaikan bahwa keluarganya mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) atas nama Siti Hadilah, namun dibalik adanya bantuan tersebut juga terdapat beberapa masalah yang terjadi pada Program yang dimilikinya.
“Kalau dulu sebelum Bapak saya meninggal, Alhamdulillah bantuan itu lancar. Tapi untuk setahun ini kami hanya mendapatkan bantuan Beras, sedangkan yang lain ada yang mendapatkan beras serta uang tunai, kami tidak tahu mengapa bisa terjadi seperti itu, ya kami hanya bisa diam,”tuturnya.
Menurut Dodi, setelah kedua kalinya mendapatkan Beras dan tidak dapat uang tunai, Ibunya sempat menanyakan hal tersebut kepada ketua PKH setempat namun respon penjelasan Ketua PKH “Nanti akan kita urus” tiru suara ketua PKH.
“Kami tidak pernah mau urus soal itu, kami terima apapun bantuan yang telah diberikan, akan tetapi mengapa yang lain bisa dapat beras dan uang tunai, sedangkan kami hanya beras,”tukasnya. (Mas’ud/OKI)