Bank Indonesia Provinsi Lampung (B) Lampung) berkolaborasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Lampung mengadakan Forum Ekonomi Lampung yang diadakan pada 9, 13, dan 15 Februari 2023 di KPW BI Lampung. Forum telah dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Lampung bersama Kepala BI Lampung pada Kamis, 9 Februari 2023 lalu. Forum ini menghadirkan para ahli, praktisi maupun pemangku kebijakan dari berbagai bidang, yang diikuti oleh Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Lampung, asosiasi terkait, akademisi, dan media. Forum ini diselenggarakan untuk menggali pemikiran dan rekomendasi kebijakan untuk menyusun dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah (2025-2030) dan jangka Panjang (2025- 2045) yang dikoordinasikan oleh Bappeda Provinsi Lampung
Di hari pertama tanggal 9 Februari 2023 dimoderatori oleh Kepala BAPPEDA Provinsi Lampung Ir Mulyadi Irsan, M.T, dengan tema “Transformasi Ekonomi Menuju Lampung 2045”. Hadir beberapa narasumber, diantaranya Rektor Institut Teknologi Sumatera (ITERA) I Nyoman Pugeg Aryantha, Akademisi Universitas Lampung (UNILA) Dr. Ayi Ahadiat, SE., MBA, dan Kepala Pusat Riset Koperasi, Korporasi, dan Ekonomi Kerakyatan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Irwanda Wisnu Wardhana, S.ST., M.P.P., Ph.D., yang memamparkan mengenai berbagai inovasi produk turunan serta model ekonomi sirkuler untuk beberapa komoditas unggulan di bidang pertanian dan perkebunan di Provinsi Lampung serta peran teknologi untuk mendukung transformasi tersebut. Dalam pertemuan, juga hadir CEO Radar Lampung Ardiansyah dan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Yuria Putra Tubarat.
Di hari pertama, juga hadir Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik BAPPENAS Eka Chandra Buana yang memaparkan bahwa transformasi ekonomi dibutuhkan untuk membawa Indonesia keluar dari middle income trap menuju bangsa yang maju dan sejahtera, sehingga perlu diatasinya hambatan-hambatan struktural, yang didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang agile dan resilien terhadap perkembangan zaman. Transformasi ekonomi tingkat nasional tidak dapat terlaksana tanpa peranan daerah, sehingga dibutuhkan adanya sinkronisasi serta komunikasi dan kolaborasi dalam hal perencanaan dan arah pembangunan.
Di hari kedua tanggal 13 Februari 2023 dimoderatori oleh Ekonom Senior BI Lampung Tri Setyoningsih, hadir beberapa narasumber yang menyampaikan masukan dan rekomendasi. Dari sisi pertanian, Akademisi Universitas Lampung Dr. Teguh Endaryanto, SP., M.Si. menekankan beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mendorong Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebagai salah satu sektor di Provinsi Lampung yang berkontribusi terhadap PDRB dan penyerapan tenaga kerja. Strategi tersebut diantaranya penguatan kompetensi dan kapasitas petani, pengembangan infrastruktur, stabilisasi harga, peningkatan akses pasar, serta penelitian dan pengembangan teknologi pertanian. Lebih lanjut, Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika Dr. Nyoman Adhiarna mendorong pemanfaatan Internet of Things (IoT) pada sektor pertanian untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
Sementara itu, Koordinator Tim Industri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Firdaussy Yustiningsih menyampaikan bahwa sektor industri pengolahan menjadi salah satu sektor penting pendorong Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di negara-negara maju, seperti Korea Selatan dan Jepang. Sektor ini penting untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi setidaknya 6% per tahun untuk keluar dari Middle Income Trap sebelum Tahun 2045. Dalam pengembangan industri pengolahan, ekonomi sirkular perlu didorong, karena berpotensi meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) serta memberikan peluang baru untuk diversifikasi ekonomi, penciptaan nilai, dan pengembangan keterampilan. Ekonomi sirkular dimaksud merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru yang dapat mendorong transformasi sektor lainnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Deputi Direktur Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung Apriyanus menyampaikan bahwa sustainable finance berpeluang meningkatkan peluang “green job” untuk penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Meski demikian, transformasi menuju industri hijau mempunyai tantangannya tersendiri, diantaranya investasi yang mahal dan sulitnya pembiayaan. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah utamanya dari aspek regulasi dan kepatuhan, permodalan dan teknologi, serta penjaminan sangat dibutuhkan.
Lebih lanjut, Koordinator Jasa Keuangan Syariah BAPPENAS Muhammad Fahlevy, menambahkan bahwa ekonomi dan keuangan syariah juga perlu didorong transformasinya sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru, karena kontribusinya terhadap PDRB yang masih rendah. Berdasarkan riset World Giving Indeks 2022, Indonesia tercatat sebagai negara Nomor 1 paling dermawan serta memiliki lembaga pengelola zakat dan nazhir wakaf yang cukup banyak, yang menjadikan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk pengembangan ekonomi syariah kedepan. Sementara itu untuk Lampung, Muhammad Fahlevy menyampaikan bahwa dengan penduduk yang didominasi oleh muslim, potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Provinsi Lampung juga sangat besar. “Setiap daerah bisa mengoptimalkan pemanfaatan zakat dan wakaf sebagai sumber pembiayaan baru bagi pertumbuhan perekonomian” lanjutnya.
Pada akhir hari kedua, disimpulkan bahwa transformasi ekonomi Lampung membutuhkan dukungan semua pihak untuk mendorong sektor ekonomi yang saat ini menjadi pengungkit perekonomian Lampung, yakni pertanian dan industri pengolahan serta sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru, seperti ekonomi dan keuangan syariah dan ekonomi hijau, oleh Ekonom Senior BI Lampung Tri Setyoningsih. Topik menarik dan penting akan dibahas di forum hari ketiga tanggal 15 Februari 2023 yang mengusung tema “Electronic Payment, Value Chain dan Industri”.